Manokwari (08/02) – Jajaran Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Papua Barat semakin gencar menggalakkan Gerakan Getting Zero to Halinar (Handphone/HP, pungli, dan Nakoba). Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Manokwari (Tatang Suherman) melalui wawancara via telepon.
“Untuk mendukung gerakan Zero Halinar, Lapas Manokwari menyediakan 5 (lima) buah HP untuk digunakan oleh warga binaan pemasyarakatan untuk berkomunikasi. Sim card (kartu) yang digunakan oleh warga binaan untuk melakukan panggilan adalah milik mereka pribadi. Hal ini untuk mencegah pungli dan peredaran uang dalam Lapas.” Ucap Tatang.
Dijelaskan lebih lanjut, penggunaan alat komunikasi oleh warga binaan ini sebelumnya telah disosialisasikan oleh pihak Lapas untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Penggunaan HP ini juga selalu dipantau oleh petugas pemasyarakatan. “Nomor tujuan dan isi percakapan dicatat dalam buku khusus oleh petugas yang ada sehingga komunikasi dari dalam Lapas ke luar dapat terpantau dengan jelas.” Ungkap Tatang.
Wartelpas ini juga dicanangkan di Lapas Kelas II B Sorong dan Lapas Kelas II B Fak-fak. Lapas Sorong sementara ini sudah menyediakan 3 unit HP yang dapat digunakan mulai pukul 09.00-17.00 WIT. Sedangkan untuk Lapas Fak-fak, jumlah HP yang digunakan yakni sebanyak 4 HP (3 unit untuk warga binaan pria dan 1 unit untuk warga binaan perempuan) yang dapat digunakan pukul 08..00-17.00 WIT.
Nunus Ananto, Kalapas Sorong yang dikonfirmasi terkait wartelpas ini mengatakan bahwa selain untuk menghindari peredaran HP dan pungli di dalam Lapas, kebijakan ini diharapkan dapat menutup celah atas usaha peredaran narkoba di dalam Lapas.
Ditambahkan oleh Heru Trisulistiyono, razia akan terus menerus dilaksanakan secara berkesinambungan sebagai salah satu upaya untuk memaksimalkan gerakan Geeting Zero to Halinar. (humas_kumhampabar)
