TAUSIAH MAJELIS TA'LIM KANWIL KEMENKUMHAM PAPUA BARAT. MENGUSUNG TEMA "KRISIS MORAL BANGSA DAN UPAYA MENGATASINYA"

1

Manokwari, Jumat (31/01/2020) bertempat di Aula Kanwil Kemenkumham Papua Barat,Majelis Talim Kanwil Papua Barat gelar Tausiah. Kegiatan ini di hadiri Pimpinan Tinggi Pratama ,Pejabat Administrator, Pengawas,JFT, JFU serta Jajaran Ka.UPT Pemasyarakatan maupun Imigrasi.

Tausiah ini diisi dengan ceramah dari ustadjah Siti dengan Tema * Krisis Moral Bangsa dan Upaya Mengatasinya*

Bangsa kita yang mayoritas penduduknya beragama Islam dikenal dengan sebutan masyarakat yang religius. Suatu sebutan yang ingin menggambarkan bahwa masyarakat kita itu dalam bersikap dan berperilaku selalu berpedoman kepada nilai-nilai yang religius. Namun beberapa tahun terakhir ini, terjadi pergeseran nilai yang semakin mengkhawatirkan, sebagai contoh, terjadinya korupsi di negara kita, perzinaan semakin marajalela di mana-mana, bahkan yang semula dilokalisasi dengan maksud untuk membatasi masalah, malah semakin banyak tempat yang ramai.

Kasus-kasus pemerkosaan hampir setiap hari menghiasi halaman surat kabar dan majalah serta media elektronik. Perampokan disertai pembunuhan dan penganiayaan semakin menunjukkan gejala yang semakin meningkat. Sementara para pelajar dan mahasiswa seringkali melakukan tawuran antar sesama mereka yang mengakibatkan terganggunya aktifitas belajar dan juga tidak sedikit yang tewas mengenaskan serta cedera. Dan masih banyak lagi deretan panjang gambaran dari kerusakan moral bangsa dan akhlak masyarakat.

Dalam rangka mengantisipasi ini semua, dikatakan bahwa, “kita sekarang mendapati situasi mendekat ke arah konsep negara gagal (failed state). Kesemuanya dipicu oleh krisis moral, dekadensi moral atau demoralisasi. Dari krisis moral inilah, ancaman dan gejala kebangkrutan moral bangsa terlihat jelas dan mengerikan. Praktik pengabaian terhadap moral inilah yang muncul menjelma gejala kebangkrutan moral yang terjadi secara massif di semua bidang, baik di bidang sosial, politik, hukum, ekonomi, dan bidang-bidang lainnya.

Di negara Pancasila ini, moral semestinya menjadi ukuran penting dalam menjalani hidup. Gejala kebangkrutan moral bangsa boleh diduga terjadi karena hilang atau lunturnya spirit kebangsaan dalam diri anak-anak bangsa. Hilangnya spirit itu kalau dibiarkan saja dan tidak dilawan akan membuat gejala kebangkrutan moral terus berlanjut ke stadium lanjut yang lebih parah dan bukan mustahil menjadi awal kehancuran negara ini. Spirit itu ialah mimpi besar bersama, kesepakatan luhur bersama untuk membangun dan mencapai cita-cita dan tujuan negara, sebagaimana yang dituangkan dan disepakati dalam Pancasila dan UUD 1945”.

Akhir-akhir ini begitu banyak bencana yang menimpa negara kita, mulai dari banjir, kebakaran, kecelakaan, gempa bumi dan sebagainya. Hal itu disebabkan karena sudah begitu banyak terjadi kerusakan akhlak atau moral yang semakin mengkhawatirkan, sehingga Tuhan memberikan teguran secara langsung ataupun tidak langsung. Semua itu memang tidak lepas dari perilaku manusia itu sendiri. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah swt dalam Surah ar-Rum Ayat 41 yang artinya:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Kita tentu tidak ingin membiarkan kerusakan moral dan akhlak itu terus berlanjut, apalagi yang mengalami akibatnya bukan hanya mereka yang melakukan perbuatan yang tidak benar, tetapi orang-orang yang berlaku baik juga akan merasakan akibat buruknya. Yang menjadi persoalan kita sekarang ini adalah “Mengapa semua itu terjadi dan apa penyebabnya?

3 penyebab krisis moral yang melanda bangsa kita.

1. Yang menjadi penyebab rusaknya akhlak masyarakat kita adalah lemahnya iman. Iman yang mantap membuat seseorang menjadi terikat kepada segala bentuk ketentuan Tuhan dan tidak berani menyimpang dari jalan-Nya, karena itu manakala seseorang telah memiliki iman yang mantap dan sempurna, niscaya dia memiliki akhlak yang mulia. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang artinya: “Orang yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya”.

Dengan demikian, kekuatan imanlah yang menjadi penentu bagi kebaikan akhlak seseorang. Ini berarti kalau akhlak kita atau akhlak masyarakat kita buruk, imannya berarti lemah. Di samping itu, di dalam ajaran Islam juga dikatakan bahwa seseorang dianggap tidak beriman jika dia belum menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan ajaran Islam dan kalau orang sudah menyesuaikan diri dengan ajaran Islam tentu saja dia menjadi orang yang berakhlak mulia.

2. Penyebab dari rusaknya moral atau akhlak masyarakat kita adalah lingkungan yang buruk. Hal ini memang kita rasakan bahwa lingkungan itu sangat besar pengaruhnya bagi manusia, lingkungan yang buruk sangat berpotensi mengubah seseorang menjadi orang yang buruk dan demikian pula sebaliknya. Salah satu bagian dari lingkungan kehidupan manusia adalah televisi. Kita tentu tidak anti televisi, tetapi kita seharusnya sangat membenci tayangan-tayangan televisi yang tidak mendidik ke arah yang benar yang dapat merusak pemirsanya. Oleh karena itu, para pengelola televisi semestinya menyadari akan bahaya tayangan yang tidak baik dan bahayanya ini tidak hanya menimpa masyarakat tapi bisa juga menimpa generasi muda sebagai harapan bangsa di masa yang akan datang.

Di samping televisi, yang menjadi bagian dari lingkungan kehidupan manusia adalah teman pergaulan, karena itu kita dituntut bergaul kepada orang yang lebih baik dari kita guna mendapatkan kebaikan dari sahabat kita itu dan seandainya kita juga punya teman yang kurang baik, maka setiap pergaulan harus berniat untuk memperbaiki sahabat yang kurang baik agar kita tidak terpengaruh kepada hal-hal yang kurang baik atau buruk.

Selain itu, yang juga harus mendapat perhatian kita dan memang sangat besar pengaruhnya adalah lingkungan keluarga, tidak sedikit orang menjadi rusak akhlaknya karena pengaruh dari keluarga yang berantakan pula.

3. Yang menyebabkan kerusakan akhlak masyarakat kita semakin menjadi-jadi adalah lemahnya kontrol, baik dari diri sendiri, keluarga maupun sesama masyarakat. Sebagai contoh, anak yang nakal. Anak yang nakal adalah salah satu akibat karena kurangnya kontrol dari orang tua dan masyarakat. Anak yang nakal biasanya tidak malu-malu lagi melakukan berbagai macam kemaksiatan, bahkan dilakukan di depan umum. Kita cenderung membiarkan kemaksiatan tersebut, sehingga mereka semakin berani melakukan karena tidak mempunyai lagi rasa malu dan rasa takut baik pada manusia maupun pada Tuhan.

Kerusakan moral bangsa tentu tidak boleh kita biarkan terus berlangsung, harus ada upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Menurut Penulis ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut, di antaranya adalah:

Memperkokoh keimanan atau akidah kepada Tuhan dengan jalan memberikan wejangan-wejangan agama, baik yang dilakukan di rumah, kampus dan masyarakat, sehingga selalu terikat dan mau menyesuaikan diri dengan ketentuan Tuhan.

Menanamkan perasaan dekat kepada Tuhan, sehingga di mana pun kita berada, ke manapun kita pergi dan bagaimanapun situasi dan kondisinya kita akan selalu merasa diawasi oleh Tuhan. Dengan hal demikian, maka akan membuat diri kita tidak berani menyimpang dari jalan-Nya.

Mewujudkan lingkungan yang religius, baik melalui bahan bacaan, tontonan maupun lingkungan pergaulan, sehingga pengaruh dari lingkungan tersebut akan membuat manusia terbentuk menjadi orang yang memiliki kepribadian yang religius.

Menumbuhkan tanggung jawab pengembangan amanah dakwah dengan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam bersikap dan berperilaku dalam berbagai sisi kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan berbangsa.

Diakhir giat tausiah ada sesi tanya jawab yang dilakukan.
Demikianlah giat tausiah yang disampaikan Ustadjah Siti Mudah-mudahan tausiah ini dapat menjadi bahan renungan dan pelajaran bagi kita. Semoga bermanfaat untuk kita semua.

Amin ya rabbal aalamiin!

Wassalam . . .

KANWIL KEMENKUMHAM PAPUA BARAT PASTI BISA (Berwibawa, Inspiratif, Santun dan Amanah)

22


Cetak   E-mail