Manokwari, Papua Barat — Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Papua Barat sukses menyelenggarakan kegiatan pembinaan untuk Satuan Tugas (Satgas) Keamanan dan Ketertiban. Kegiatan tersebut diikuti oleh satuan pengamanan dari seluruh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) se-Kota Manokwari, dan dilaksanakan di lapangan apel Lapas Perempuan Manokwari. (06/11/24)
Pembinaan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan kesiapsiagaan petugas dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban di lingkungan pemasyarakatan. Hadir membuka acara, JF Madya Yosep Weyazu, yang mewakili Kepala Divisi Pemasyarakatan Papua Barat, menekankan pentingnya kolaborasi antarinstansi dan peningkatan kapasitas petugas lapas. “Dengan pembinaan yang terstruktur dan terpadu seperti ini, kita mengharapkan kualitas keamanan dan ketertiban di setiap lapas meningkat. Para petugas harus memiliki kesiapan mental dan fisik yang kuat untuk menghadapi berbagai situasi, terutama dalam kondisi yang berpotensi memicu konflik,” ujar Yosep Weyazu dalam sambutannya.
Turut Hadir pada kesempatan ini Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Papua Barat, Haposan Silalahi, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Manokwari, Lince Bela, Kepala Sub Bidang Pengelolaan Benda Sitaan, Barang Rampasan Negara Dan Keamanan, Kamarudin, Kepala Sub Bidang Pembinaan, Teknologi Informasi Dan Kerjasama, Hamja Hasan, Kepala Sub Bidang Pelayanan Tahanan, Perawatan, Kesehatan Dan Rehabilitasi, Marthina Sirampun Pirade dan juga staff Divisi Pemasyarakatan Papua Barat
Dalam pembinaan ini, Divisi Pemasyarakatan Papua Barat bekerja sama dengan Kepolisian Daerah (Polda) Papua Barat dan satuan Brimob untuk memberikan pelatihan teknis yang mendalam. Pelatihan meliputi beberapa aspek penting, seperti teknik pengendalian huru-hara, identifikasi situasi genting, pengendalian massa, serta strategi penanganan gangguan yang mungkin terjadi di dalam lapas.
Instruktur dari Polda Papua Barat dan Brimob memberikan simulasi langsung terkait penanganan huru-hara, sehingga para peserta tidak hanya memahami secara teori tetapi juga dapat mempraktikkan teknik-teknik tersebut di lapangan. Dalam simulasi ini, para peserta diajarkan langkah-langkah pengamanan berlapis, mulai dari formasi dasar, penggunaan perlengkapan keamanan, hingga strategi membubarkan massa yang dapat memicu gangguan. Selain itu, petugas juga diberikan pelatihan identifikasi situasi, yang sangat penting agar mereka dapat mengenali tanda-tanda awal kerusuhan atau potensi ancaman lainnya.
Dengan adanya pelatihan ini, Divisi Pemasyarakatan Papua Barat berharap para petugas lapas dapat memiliki keterampilan yang lebih lengkap untuk menghadapi situasi yang beragam. Kadivpas juga menyampaikan bahwa penanganan gangguan keamanan di lapas tidak hanya memerlukan fisik yang kuat, tetapi juga kemampuan untuk mengelola tekanan dan meredam emosi di bawah situasi yang penuh tekanan. “Kita ingin memastikan bahwa setiap petugas lapas memahami pentingnya penguasaan diri dan keterampilan dalam mengelola situasi berisiko tinggi. Ini bukan hanya soal ketahanan fisik, tetapi juga soal mentalitas yang kuat dan kesiapan untuk menjalankan tugas,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, perwakilan Polda Papua Barat juga menyampaikan komitmen mereka untuk terus bekerja sama dengan Divisi Pemasyarakatan dalam membina dan memperkuat personel di lingkungan pemasyarakatan. Menurutnya, keterlibatan kepolisian dalam pelatihan ini penting untuk menyelaraskan standar pengamanan dan membuat setiap petugas lapas lebih siap dan terlatih, terutama dalam menghadapi situasi-situasi ekstrem.
Selain pelatihan teknis, para petugas lapas juga diberikan motivasi dan pengarahan untuk memperkokoh semangat kerja tim, yang merupakan elemen krusial dalam pengendalian situasi konflik. Semangat kebersamaan dan koordinasi yang baik antar petugas diharapkan mampu mendukung keberhasilan pengendalian situasi di dalam lapas.
Kegiatan yang berlangsung dengan tertib ini diharapkan menjadi awal dari rangkaian pelatihan rutin yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan profesionalisme petugas. Agar pelatihan semacam ini dapat dilaksanakan secara berkala, sehingga setiap petugas terus diperbaharui keterampilannya dalam mengatasi ancaman dan menjaga ketertiban di lapas.
Dengan adanya pembinaan dan pelatihan yang komprehensif ini, diharapkan lingkungan lapas, khususnya di Papua Barat, dapat semakin aman dan kondusif.